Showing posts with label rumah angker. Show all posts
Showing posts with label rumah angker. Show all posts

Monday, May 28, 2018

Kukira Dia Temanku, Ternyata Hantu Penipu

KAKAKDEWA | Aku dapat dari mimpi beberapa waktu lalu. Aku sedikit lupa sama mimpinya, tapi aku ingat sebagian besar gambarannya. Tapi aku akan coba ceritain di sini karena menurut aku mimpi ini seram sih.
Sebelumnya maaf ya kalau nanti ada kesamaan nama tokoh, ataupun ada yang kurang mengenakkan pembaca, langsung kita mulai saja.
Jadi di mimpi itu aku sama keluarga baru saja pindahan ke sebuah komplek perumahan, kota sama daerahnya aku tidak ingat. Oh iya, di mimpi itu juga aku menjadi anak kecil kira-kira seusia anak kelas 3 SD.
Walaupun kami pindah ke daerah perumahan tapi suasana disana masih terasa seperti pedesaan yang sebagian besar berupa area persawahan dan kebun dengan penerangan yang minim. Seperti biasa setelah pindahan kami beres-beres rumah dan setelah itu sorenya ada Pak RT datang kerumah untuk mengajak keluarga kami berkeliling dan berkenalan dengan warga.
Setelah berkeliling aku akhirnya tahu kalau rumah yang ada di seberang rumahku adalah rumah kosong yang sudah di tinggal pemiliknya beberapa tahun lalu. Aku juga akhirnya mendapatkan beberapa teman seusiaku yang juga tinggal di sekitar situ.
Keesokan harinya sehabis maghrib aku bermain bersama teman-teman baruku, kami akan bermain petak umpet di sekitaran komplek. Kami semua berjumlah 7 orang, 3 cewek dan 4 cowok. Aku tidak ingat nama-nama mereka, tapi aku sebut saja Sasa, Dewi, Budi, Aldi, Deni, dan Anto dan aku sendiri (maaf ya kalau ada nama yang sama *hehe). Sebelum main kami terlebih dulu melakukan gambreng (hompimpa).
Hingga setelah main cukup lama pada akhirnya tiba giliranku yang berjaga, aku menghitung sampai 10 kemudian mulai mencari teman-temanku yang bersembunyi.
Bagi yang belum tahu, aku jelaskan cara bermain petak umpet ini, jadi ketika kita menemukan teman yang bersembunyi, kita harus langsung berlari dan cepat-cepat memukul tempat berjaga sambil meneriakan namanya. Karena pada waktu itu aku belum hapal nama teman-temanku, di awal bermain aku membuat perjanjian jika aku yang berjaga aku di perbolehkan bertanya nama temanku sebelum kembali berlari dan memukul tempat berjaga.
Kukira Dia Temanku, Ternyata Hantu Penipu

Setelah aku berhasil menemukan 3 temanku, yaitu Dewi, Aldi, dan Budi, aku melanjutkan untuk mencari 3 temanku yang lainnya. Sepertinya mereka pintar sekali bersembunyi karena aku tidak kunjung menemukan mereka setelah aku mencari cukup lama. Hingga akhirnya aku berjalan ke arah semak-semak di sebelah rumah kosong (tanah kosong di seberang rumahku).
Aku mencari-cari dan kemudian melihat ada seseorang yang jongkok bersembunyi di balik semak, tapi dia sedang meringkuk (mukanya di sembunyikan). Aku merasa senang sekali karena berhasil menemukan satu lagi temanku, kemudian aku menanyakan siapa namanya.
A: aku
T: teman yang sembunyi
A: ye akhirnya ketemu, namamu siapa?
T: ….. (diam saja nggak jawab).
A: buruan *dong siapa namamu?
A: Dodi (tapi dia tetap nunduk gak kelihatan mukanya).
Kemudian aku pun berlari dan memukul tempat berjaga sembari meneriakan “Dodiiiii…!!”. Teman-temanku yang ada di dekatku seperti heran dan kebingungan, kemudian Dewi bertanya.
“Kamu nyebut siapa barusan?”.
“Dodi” jawabku santai.
Kemudian teman-temanku berlarian meninggalkan aku, aku pun bingung kenapa mereka pergi seperti ketakutan. Tidak lama kemudian aku berteriak.
“Eh Dodi sama teman-teman yang lainnya ayo pada keluar, sudah bubar mainnya”.
Akhirnya Sasa, Deni dan Anto berlari ke arahku, tapi ada seseorang lagi yang muncul dari arah semak. Dia berjalan pelan dan menunduk, kami berempat hanya terpaku melihatnya. Kemudian ketika jaraknya sudah cukup dekat, anak itu mendongakkan wajahnya dan melihat ke arah kami, dan… wajah anak itu penuh darah dan hancur menyeramkan serta bajunya lusuh compang-camping tidak karuan. Kami pun segera berlari dan menuju ke rumahku dan menangis ketakutan.
Aku menceritakan kepada orang tuaku bahwa di depan rumah ada hantu, namun orang tuaku tidak melihatnya. Hingga pada akhirnya sudah agak malam dan orang tua temanku pada berdatangan ke rumah untuk mencari anaknya. 
Kemudian setelah kami bercerita-cerita ternyata dulunya ada seorang anak kecil bernama Dodi yang setiap hari selalu di siksa oleh orang tuanya dan pada akhirnya mati di bunuh dan mayatnya di buang di tanah kosong seberang rumah layaknya penipu. Dan rumah kosong di seberang rumahku adalah rumahnya dahulu. Dan ternyata sedari tadi saat kami berada di dalam rumah, hantu anak kecil itu berdiri di depan rumahku sambil menangis.
Sekian dulu cerita dariku teman-teman, maaf kalau tidak seram. Tapi menurutku mimpi itu cukup seram karena membuatku kepikiran hingga beberapa hari. Dan fyi guys, rumah di seberang rumahku yang asli adalah rumah kosong dan sebelahnya juga sebuah tanah kosong yang di tumbuhi semak-semak. Sampai bertemu di cerita selanjutnya.

Wednesday, May 23, 2018

Rumah Kosong Angker

KAKAKDEWA | Saat itu malam Jum’at, aku dan hasanah pergi ke perumahan yang bisa dibilang sangat mewah. Di sana aku dan dia melihat sebuah rumah yang nampak sangat berbeda dengan rumah lainnya, aku dan hasanah hanya iseng bermain jelangkung. Kata orang-orang bahwa pemilik rumah itu sudah pergi dan rumah mewah itu kini di tinggal kosong begitu saja.


Ketika aku sudah berada di depan rumah itu, aku mencoba masuk secara sembunyi-sembunyi dan ketika aku coba membuka pintu depan tumah itu. Ternyata pintunya gak di kunci, dan aku semakin penasaran dengan rumah ini. Setelah itu aku mulai melantunkan nyanyian lingsir wengi, dan mulailah kami bermain permainan jelangkung.
Tiba-tiba, tidak lama kemudian seperti ada yang menjawab nyanyianku. Suara itu berasal dari seorang perempuan dan ternyata itu adalah hantu kuntilanak. Lalu kuntilanak itupun terbang entah kemana, setelah itu pintu rumah ini tiba-tiba tertutup dengan sendirinya. Dan aku terjebak di dalam rumah mewah yang kosong itu, setelah aku nyanyi lagi dan minta tolong untuk dibukakan pintunya.
Akhirnya pintu tersebut terbuka dan terlihat pemilik seorang wanita yang memakai gaun cantik putih berlumuran darah. Aku dan hasanah menangis menjerit sambil berlari ke arah luar rumah, aku sekarang tidak berani lagi. Tapi aku mencoba berani dan mencari suatu permainan yang lebih menantang lagi.